Akhirnya Wat Arun!!!
Fuih setelah gagal mencapai tempat di Agustus 2012 ketika mampir ke Bangkok dari Siem Reap demi tantangan jalan darat cross border dua negara, akhirnya gue bisa menikmati Wat Arun, Temple of the Dawn (Kuil Fajar) Januari ini.
Walaupun dengan tujuan utama BELANJA, kali ini gue juga gak mau melewatkan kesempatan untuk bisa ke Wat Arun. Hari kedua ketika selesai belanja (yang sebenarnya belum puas juga), dari Platinum Mall gue naik Tuk Tuk ke BTS Siam, dari sini naik Skytrain Silom Line menuju BTS Saphan Taksin. Ketika sudah di Saphan Taksi jalan menuju Central Pier untuk naik Chao Phraya Express (tanpa bendera atau bendera orange) dengan harga 15 Bath (sekali jalan) ke Tha Thien Pier.
Hati-hati dengan perahu yang berbendera biru karena harga per orang nya 100 bath. Sebenarnya sama aja sih, hanya saja perahu berbendera biru ini khusus untuk turis. Kalau mau menyumbang lebih untuk memajukan pariwisata Thailand sih gak salah juga naik perahu ini.. hehehe
Dari Tha Thien Pier masuk menuju loket perahu menuju Wat Arun, dan voila hanya dengan 3 bath gue bisa sampai di Wat Arun. Masuk ke Kuil ini harus bayar 50 bath yang menurut gue worth it sangat.
Wat Arun Ratchawararam Ratchawaramahawihan atau Wat Arun merupakan salah satu kuil yang terkenal di Bangkok, Thailand. Kuil ini sering disebut sebagai radiasi dari matahari terbit, sehingga dikenal dengan nama Temple of the Dawn atau Kuil Fajar. Terbuat dari keramik yang sangat berwarna, colorful chinese porcelin, membuat kuil ini terlihat sangat unik dan cantik meskipun di siang hari. Sesuai dengan namanya Kuil Fajar, udah pasti waktu terbaik untuk datang kesini ketika fajar atau menjelang matahari terbit. Tapi.......coming here when the sun goes down will give you a different experience. The magic of Wat Arun itu justru ketika matahari tenggelam dan pelan-pelan digantikan dengan cahaya yang dikeluarkan dari kuil ini, "it's so damn beautiful".
Ketika kesini hari udah sore banget, trus musti nyari tempat yang bersih dan sepi untuk sholat. Alhamdulillah ada satu pendopo yang kosong dan harusnya bersih sih yaa secara itu kuil, akhirnya kita jadiin tempat sholat. Kiblatnya? Tinggal liat arah matahari tenggelam.
Sebenarnya ada banyak cara menikmati Wat Arun dari pengalaman gue dan beberapa temen.
Intinya pilihan aja sih, bagaimanapun caranya, Wat Arun akan tetap selalu cantik (^___^)
Walaupun dengan tujuan utama BELANJA, kali ini gue juga gak mau melewatkan kesempatan untuk bisa ke Wat Arun. Hari kedua ketika selesai belanja (yang sebenarnya belum puas juga), dari Platinum Mall gue naik Tuk Tuk ke BTS Siam, dari sini naik Skytrain Silom Line menuju BTS Saphan Taksin. Ketika sudah di Saphan Taksi jalan menuju Central Pier untuk naik Chao Phraya Express (tanpa bendera atau bendera orange) dengan harga 15 Bath (sekali jalan) ke Tha Thien Pier.
Hati-hati dengan perahu yang berbendera biru karena harga per orang nya 100 bath. Sebenarnya sama aja sih, hanya saja perahu berbendera biru ini khusus untuk turis. Kalau mau menyumbang lebih untuk memajukan pariwisata Thailand sih gak salah juga naik perahu ini.. hehehe
Dari Tha Thien Pier masuk menuju loket perahu menuju Wat Arun, dan voila hanya dengan 3 bath gue bisa sampai di Wat Arun. Masuk ke Kuil ini harus bayar 50 bath yang menurut gue worth it sangat.
Wat Arun Ratchawararam Ratchawaramahawihan atau Wat Arun merupakan salah satu kuil yang terkenal di Bangkok, Thailand. Kuil ini sering disebut sebagai radiasi dari matahari terbit, sehingga dikenal dengan nama Temple of the Dawn atau Kuil Fajar. Terbuat dari keramik yang sangat berwarna, colorful chinese porcelin, membuat kuil ini terlihat sangat unik dan cantik meskipun di siang hari. Sesuai dengan namanya Kuil Fajar, udah pasti waktu terbaik untuk datang kesini ketika fajar atau menjelang matahari terbit. Tapi.......coming here when the sun goes down will give you a different experience. The magic of Wat Arun itu justru ketika matahari tenggelam dan pelan-pelan digantikan dengan cahaya yang dikeluarkan dari kuil ini, "it's so damn beautiful".
Ketika kesini hari udah sore banget, trus musti nyari tempat yang bersih dan sepi untuk sholat. Alhamdulillah ada satu pendopo yang kosong dan harusnya bersih sih yaa secara itu kuil, akhirnya kita jadiin tempat sholat. Kiblatnya? Tinggal liat arah matahari tenggelam.
Sebenarnya ada banyak cara menikmati Wat Arun dari pengalaman gue dan beberapa temen.
- Ini yang gue lakukan karena udah terlanjur kesorean kesana. Gue sunsetan di Wat Arun dan setelah puas keliling dan foto-foto, gue nyebrang lagi ke Tha Thien Pier untuk liat the magic of Wat Arun dari seberang. Keluar dari Tha Thien Pier gue ke belok kiri (sisi kanan Tha Thien Pier kalo menghadap Wat Arun), ada taman di sisi ini. Jadi bisa duduk-duduk di pelataran Taman nunggu matahari benar-benar tenggelam. Kalau dari taman ini memang agak miring, jadi gak langsung berhadapan dengan Wat Arun
- Pengalaman temen bisa baca di The deck, bangkok: you pay for the view
- Atau bisa juga nikmatin Wat Arun di Taman sekitaran Wat Arun, tanpa harus nyeberang lagi ke Tha Thien Pier.
Intinya pilihan aja sih, bagaimanapun caranya, Wat Arun akan tetap selalu cantik (^___^)
No comments:
Post a Comment