Perjalanan darat dari Siem Reap ke Bangkok.
Cerita ini lanjutan dari cerita Siem Reap. Cerita sebelumnya klik Siem Reap.
Setelah sarapan gue nunggu dijemput mobil yang katanya akan datang jam 8 pagi. Sambil nunggu gue ngobrol dengan seorang anak dan ayah yang sama tujuan ke Bangkok. Jemputan kita datang lewat setengah jam dari jadwal yang sudah ditentukan. Mobil pertama ini semacam elf dengan kapasitas 10 orang lebih. Ternyata mobil ini harus jemput beberapa orang dulu dan berhenti didepan salah satu penginapan lalu meminta kita semua untuk pindah ke bus yang lebih besar. Jangan mengira bus antar kota ini merupakan bus AKAP layaknya bus-bus di Indonesia, bus ini lebih seperti angkutan umum dalam kota yang lama gak dirawat. Gue dapat duduk paling depan karena semua kursi ternyata sudah diisi orang-orang macam gue yang niat ke Bangkok lewat jalur darat.
tweet : From Tom Raider to Hangover. From Lara Croft city to Bradley Cooper City.
Perjalanan dari Siem Reap ke Poipet (daerah perbatasan Kamboja dan Thailand sisi Kamboja) ditempuh sekitar 2 jam-an. Berhenti di Poipet Tourist Passenger International Terminal untuk makan siang dan pengecekan. Siang itu makanan yang gue makan adalah sarapan yang belum habis. Si anak dan ayah yang ternyata berasal dari malaysia ini melakukan hal yang sama. Hihihi... we're truly a low budget traveler... di Terminal ini gue nuker Dollar ke Bath sebanyak 25 USD (setara dengan 750 Bath) gak lebih gak kurang. Gimana pun gue harus sanggup bertahan dengan 750 Bath ini, pikir gue.
Disini gue ngobrol-ngrobrol dengan si anak dan ayahnya. Menurut si ayah yang juga ternyata seorang pejalan, ketika dia melakukan jalur darat Siem Reap - Bangkok dua tahun lalu terminal ini belum ada. Kiri kanan jalan masih persawahan tanpa banyak bangunan dan dulu gak mampir untuk makan siang. Dari pembicaaran, mereka bilang akan ke Bangkok naik kereta. Si ayah cerita kalau naik kereta itu lebih menyenangkan. Gak bosen karena bisa jalan-jalan antar gerbong dan memperhatikan banyak hal. Tingkah laku orang-orang yang ada dikereta itu menarik, cerita si ayah. Cerita mereka bikin gue tertarik untuk ikutan naik kereta dan membatalkan bus dari Aranyaprathet (daerah perbatasan Kamboja dan Thailand sisi Thailand) ke Bangkok. Ketika gue ditanya di Bangkok mau kemana, gue cuma bisa jawab satu tempat "Asiatique Riverfront" semacam night market persis disebelah Chao Pharaya river yang baru diresmikan sekitar tahun 2011.
Selama di terminal dan sepenglihatan mata gue, kelompok road trip ini gak cuma diisi pelancong Asia tentunya. Banyak wajah-wajah bule yang menurut gue berasal dari daratan Eropa dan Amerika. Ada anak muda ber-group besar sekitar 5-7 orang. Ada juga yang ber-group kecil sekitar 2-3 orang. Ada sepasang bule muda yang sudah pasti sepasang kekasih. Ada juga sepasang bule agak tua yang sepertinya suami istri. Sepasang anak dan ayah. Dan beberapa solo traveler yang salah satunya gue... Hahaha
Setelah satu jam di terminal kita diminta naik ke bus untuk melanjutkan perjalanan. Petugas tour bilang ketika kita turun dari bus kita harus jalan ke imigrasi yang ada di perbatasan dan disana nanti ada mobil lain lagi yang akan jemput kita untuk melanjutkan perjalanan ke Bangkok. Nah, demi untuk mengenali penumpangnya, kita dikasih stiker yang berisi angka. Seinget gue nomor terakhir itu 39 (dan ini nomor gue) yang berarti jumlah penumpang yang akan diangkut dari Aranyaprathet ada 39 orang. Stiker ini harus dipasang di dada untuk dikenali oleh temannya si tour ketika sudah masuk imigrasi Thailand.
Turun dari bus kita jalan ke Imigrasi Kamboja. Imigrasinya itu sungguh kecil sekali, dindingya dari triplek dan gak ber-AC. Counter imigrasinya pun semacam loket terminal bus. Gue gak berani foto karena takut diomelin petugas imigrasi....hihihi. Disini kita masih harus isi kartu imigrasi loh..
Setelah urusan per-imigrasi-an Kamboja selesai, gue bilang ke salah satu temen satu bus untuk ngasih tahu ke tour guide di Thailand kalau ada yang nyari gue bilang aja gue naik kereta. Alasan gue pake lapor karena gue takutnya si tour guide mencari-cari nomor 39 (which is gue) yang harus diangkut ke Bangkok. Belakangan gue baru tahu kalau hal ini gak perlu dilakukan.
Menuju imgirasi Thailand gue mengikuti si ayah dan anak karena kan rencanannya gue akan bareng mereka naik kereta. Kita melewati yang namanya "Friendship Bridge" sebuah jembatan donasi dari Inggris dan dibangun oleh Thailand yang merupakan hadiah untuk orang-orang Kamboja. Di Siam Reap sendiri gue melihat beberapa bangunan "as a gift" untuk Kamboja dari Negara lain, segitu miskinnya kah negara ini??. Masing-masing perbatasan negara terdapat gapura yang tulisannya "Kingdom of Kamboja" dan "Kingdom of Thailand". Seperti halnya candi / kuil di Thailand yang warna warni, gapura Thailand pun lebih berwarna daripada gapura Kamboja.
Sampai di imigrasi Thailand yang sebenarnya masih diluar gedung kita harus antri cukup lama sekitar 2 jam. Selama antri gue akhirnya ngobrol dengan traveler lain. Disela-sela obrolan ada segerombolan bapak-bapak dan ibu-ibu Asia (entah orang Kamboja entah orang Thailand) yang mau nyelak antrian kita. Spontan bule-bule traveler itu ngamuk dan bilang ke si Bapak kalau mau masuk barisan antri dari belakang, kita ini satu kelompok juga antri!! Si Bapak Asia yang gak ngerti Bahasa Inggris cuek aja dan tetap nyelak!!! Idiyh nyebelin abis. Akhirnya gue dan anak ayah Malaysia ini membantu bule itu supaya gak diselak, gue majuin tas di bule deket kaki gue biar Bapak Asia dan teman-temannya gak bisa masuk. Lamanya ngantri bikin kita semua asyik ngobrol dan gue berkesimpulan kalau "Friendship Bridge" yang sebenarnya itu ada disini, diantrian imigrasi yang sungguh lama ini.
Petugas imigrasi yang ngurus antrian diluar ini bajunya santai banget dan gak pake seragam. Entahlah mungkin karena cuma ngurusin antrian, diluar gedung pulak. Ah ya, Imigrasi Thailand ini dilengkapi keran air minum. Jadi kalau kita haus selama nunggu, bisa tuh keluar barisan sebentar untuk ambil minum atau minta tolong petugas. Ketika kita lagi antri ada juga beberapa orang yang sepertinya orang Thailand bisa langsung masuk ke gedung imigrasi tanpa harus antri.. Huhuhu. Mungkin karena mereka mau masuk ke negaranya sendiri kali yaaa...
Karena lama antri bikin si ayah dan anak (dan juga gue yang rencana ikut) telat ngejar kereta. Kereta terakhir berangkat jam 2, sedangkan jam segitu kita masih antri imigrasi. Akhirnya si ayah nyaranin gue untuk tetap naik bus sesuai trip karena mereka juga akan naik bus ke Bangkok (ayah anak ini cuma beli tiket sampai perbatasan karena rencana naik kereta jadi gak dapat stiker untuk nerusin perjalanan bareng).
Gedung imigrasi Thailand lebih bagus dari Kamboja, bangunan permanen dan ber-AC. Setelah didalam gedung, antrian gak seberapa lama ditambah ada wanita petugas imigrasi yang keliling untuk membantu pengisian kartu imigrasi. Dan sampai selesai imigrasi pun gue masih gak dapat jawaban kenapa diluar bisa antri sampai 2 jam-an.
Selesai imigrasi gue harus berpisah dengan ayah anak Malaysia dan nunggu bareng traveler ber-stiker lainnya untuk diangkut ke mobil berikutnya. Gak berapa lama datang orang berteriak "sticker sticker" dan kita yang pake stiker harus ngikutin dia ke mobil. Ternyata mobil yang nunggu itu elf, jadi diangkutnya sebagian-sebagian. Cuma 10 menit jalan nih mobil berhenti lagi disebuah rumah makan. Kita disuruh turun, mereka sih bilangnya tunggu yang lain dulu. Disini gue masih mengira kita akan naik bus jadinya nunggu lengkap dulu. Berhenti disini ada untungnya juga, jadi bisa numpang ke toilet, bisa makan, beli minum dan cemilan. Kepalang lapar gue pesen nasi disini...Bismillah aja yaa...
Satu jam lewat, tiba-tiba beberapa dari kita dipanggil dan disuruh masuk elf. Ealah ternyata naik elf juga toh! Gue jadi berkesimpulan berhenti ini disini bisaannya tour aja untuk sama-sama menguntungkan rumah makan (satu genk sama tour kayaknya). Satu jam berhenti gak mungkin gak beli makananya kan ya, at least minum atau snack. Pinter!!! Tapi gue tetep nikmatin perjalanan tanpa merasa ini penipuan.
Lagi nunggu giliran dipanggil masuk elf, tetiba ada sepasang bule keluar elf dan marah-marah bilang "This is a scam! This is a scam! You scam me!". Gue yang masih bingung mencoba mencerna dimana letak "scam" nya. Bule cowok yang berbadan besar ini initinya merasa ditipu karena mobil yang akan nganter ke Bangkok itu sempit gak cukup ama ukuran badan dia. Dia berpikir harusnya naik bus. Trus dia juga merasa tertipu karena harus nunggu lama ditempat ini dan ujung-ujungnya naik elf. "I want my money back!", dan tiba-tida dia tereak lagi sambil ngedeketin si Ibu rumah makan. Dengan bahasa inggris ala kadarnya Ibu rumah makan bilang kalau duit si Bule itu gak ada disini, kan bayarnya waktu di Kamboja. Ya berarti duitnya di Kamboja. si Bule gak terima dan tereak lagi "This is a scam! This is a scam! You scam me!", dengan mata mendelik marah ke Ibu rumah makan dan semacam mau nerkam nih Ibu. Merasa kesal si Ibu diperlakukan seperti itu, salah satu Bapak rumah makan (yang mungkin suami si Ibu), tiba-tiba ikutan ngamuk ambil barang yang di meja dan mau dilempar ke si Bule yang untungnya ditahan sama petugas yang lain. Suasana jadi makin panas. Si bule dan petugas rumah makan sama-sama gak terima atas perlakukan masing-masing.
Gue dan penumpang lainnya cuma bisa diam gak berani ikut campur. Tapi ada salah satu solo traveler dari Korea yang diam-diam berhasil merekam adegan ribut-ribut itu pake HP tanpa ketahuan. Masih dalam suasana ribut-ribut, gue dan beberapa traveler lain dipanggil naik elf. Akhirnya kita naik sesuai instruksi. Tapi sebelum naik ada duo traveler cuek (dandannya super cuek macam anak street dance) yang ikutan merekam pake handycam. Ketahuan dan kena marahlah dia!! Disuruh matiin, dia tetep merekam, pas disamperin dia kabur masuk elf (satu mobil sama gue). Pas masuk dia malah ketawa ngakak. Spontan kita yang didalam mobil ikutan ketawa. Ketawain dia yang ketahuan ngerekam + ketawain kejadian ribut-ribut itu. Didalam mobil duo traveler ini sempet-sempet nya bilang "This is a scam, you scam me" sambil ketawa dan kita semua pun ikutan ketawa.
Sekarang gue ceritain keadaan elf. Mobil elf kapasitas sekitar 15 orang + supir (kalau gak salah yaaa..). Dua kursi dibelakang supir diisini dengan tas para traveler yang gede-gede itu (tau carrier bule kan yaaaa yang tinggi menjulang ituu..). Gue yang bawa ransel gak terlalu besar memilih mangku tas gue sendiri dengan alasan biar gampang kalau mau ambil barang yang dibutuhkan mengingat perjalanan masih sekitar 3 jam lagi.
Elf ini disini oleh duo traveler (nampaknya orang asia) yang duduk disebelah supir. Sepasang kekasih yang duduk dibelakang kursi tas. Gue dan solo traveler dari Korea duduk dibelakang sepasang kekasih ini. Dan satu group anak muda berisi 6 orang dan berasal dari Filipina. Empat dari mereka duduk di belakang gue, satu sebelah gue (ternyata orang yang gue titipin pesen tentang naik kereta ke Bangkok) dan satu lagi disebelah sepasang kekasih. Perjalanan 3 jam ini disini dengan obrolan-obrolan ringan seputar tempat wisata.
Honestly, gue sangat suka perjalanan seperti ini. Gue merasa pilihan ini gak salah. Bertemu banyak orang dari berbagai negara dengan satu tujuan. Bersama antri imigrasi, saling bantu ketika diselak, ketawa bareng menertawakan kejadian ribut-ribut padahal kita gak saling kenal. Salah satu hal terpenting dari perjalanan ini adalah gue bercerita betapa indahnya negara gue, Indonesia. "You should come and see Indonesia", I said at the end of conversation.
tweet : "Really love doing this! get to know more people from all around the world!. French, Malaysia, Korea, Spain, Ireland, Peru, Philippines, German. You name it lah!
Ketika di Jakarta gue sempet googling mengenai perjalanan darat Siem Reap - Bangkok yang katanya banyak penipuan dan bahaya didaerah perbatasannya. Tapi entah kenapa gue merasa tertantang untuk mencoba hal ini. Kenyataan yang gue hadapin gak seseram yang diceritakan internet. Menurut gue, semua itu balik ke ekspektasi masing-masing orang. Mungkin si bule yang merasa tertipu punya ekspektasi yang tinggi akan trip ini. Secara badan dia gede ya boo dan mobil di Asia segitu-segitu aja ukurannya, yaa gak cocoklah sama badan dia.. hihiihi..Gue yang gak punya pilihan selain ikutin aturan tour guide lebih mencoba menikmati apapun yang gue hadapin. This is my choice and every choice has its consequences. I should be dare to take it.
Salah satu pembelajaran dari perjalanan ini "being considerate is important".
Setelah tiga jam perjalanan, akhirnya kita berhenti di daerah Khaosan Rd. Waktu sudah menunjukkan jam 8.30 malam dan disini kita udah harus berpisah dan melanjutkan perjalanan sesuai tujuan masing-masing...Hihihi... See you guys, thanks for this trip! kata gue dalam hati.
Yang lain siap-siap ke tempat tujuan sedangkan gue??!! gue masih have no idea ini ada dimana.. hahaha.. Akhirnya gue masuk Starbucks dan tanya gimana caranya ke Hard Rock Cafe di Siam Square, tujuan pertama. Dengan santainya si barista nyuruh gue naik tuk tuk saja!!!.. oke baiklah demi gak buang-buang waktu gue ikutin saran naik tuk-tuk.
Gue sungguh senang sekali berada di Bangkok, berasa masuk peradapan dan jalanan ramai layaknya ibu kota. Diperjalanan ngeliat kuil yang berwarna-warni, sangat Bangkok sekali dan teringat 4 tahun lalu kesini. Gue diturunin di sebuah mall di Siam street yang ternyata Siam Discovery. Gue masuk kedalam dan liat tulisan "Madame Tussaud Bangkok" oohh... If it had been built before 2008, I would have came here at that time.
Setelah tanya-tanya, ternyata gue harus keluar mall dan ikutin petunjuk yang dikasih untuk bisa ke Hard Rock Cafe. Sampailah gue disini dan membeli satu buah t-shirt. Sebelum keluar gue tanya gimana caranya ke Asiatique Riverfront. Gue disuruh naik BTS Siam (semacam sky train) dan turun di BTS Saphan Taksin, dari sini gue tinggal turun dan naik free shuttle boat ke Asiatique. Lucky me, gak susah ternyata ke tempat tujuan. Ketika menunggu sky strain gue teringat film "Bangkok traffic love story".. mhmm, ketemu cowok cakep gak yaa?? hehe :)
Huwaaa....akhirnya......Asiatique riverfront! makk akhirnya aye nyampe sini maakk.. hahaha..
Jadi Asiatique riverfront ini semacam tempat hangout yang berisi restoran dipinggir Chao Phraya river dan ada toko-toko yang menjual akseroris, makanan dan baju. Ada juga foodcourt dan beberapa fast food.
Hal pertama yang gue lakukan, nyari kamar mandi!! Aslilah lengket banget badan... gak pake mandi sih paling gak gue ganti baju lengkap, bedakan dikit dan siap jalan-jalan!!
Hal kedua yang gue lakukan, nyari makan dengan pilihan tercepat fast food. Gue pilih burger dan kentang. Emang dasarnya gue ceroboh, kentang yang masih penuh itu jatuh dan kebuang setengah,*nangis!!*
Hal ketiga yang lakukan, nyari restoran deket river pesen minum dan nulis. Lucky me, direstoran itu lagi ada band akustik yang performance nya bagus!! Alhamdulillah.
Sekitar jam 11 malam gue balik naik shuttle boat terakhir menuju BTS Saphan Taksin. Dari sini have no idea mau kemana dulu, mau ke 24 hours market tapi takut kejauhan. Akhirnya gue tanya dan dikasih tau kalau mau ke bus terminal turun di BTS Mo Chit. Di BTS Mo Chit gue keluar dan duduk bengong di halte. It was midnight and I have no idea where to go..Hahaha. Bengang bengong sekitar 30 menit gue memutuskan naik taksi ke bus terminal. Alhamdulillah gak jauh dan gak mahal, budget menipis chuy! hihihi.
20.30 - 03.30 = 7 hours in Bangkok was quite fun. Huwaa.. I'll be back here someday for Wat Arun!.
FYI, selama di Bangkok gue gak berhasil nyalahin wifi di HP jadi selama 1.5 hari perjalanan gue gak bisa online. Gue yakin teman-teman gue mulai khawatir *geer* hahaha.. ya gimana indikator mereka tau gue baik-baik saja selama mereka masih bisa liat tweet gue. wkwkkwk!
Sampai di Aranyaprathet, Alhamdulillah gue lancar melewati dua imigrasi negara berbeda. Kelar urusan imigrasi langsung ke terminal bus, pilihannya naik bus bayar 12 USD atau naik taksi bayar 60 USD / taksi. Naik bus berangkat nunggu penumpang penuh, naik taksi kalo mau sendiri bayar segitu atau nunggu 4 orang lagi biar bayarnya 12 USD / orang. Mhmm gak ada yang enak pilihannya. Akhirnya gue jalan keluar terminal untuk coba cari alternative lain. Ditengah jalan ada mobil sedan yang nawarin gue ke Siem Reap bayar 8 USD. Gue ngangguk, entah keberanian dari mana yang membuat gue menerima tawaran itu!!! Gue gak kenal sama orang-orang ini cuma deep in my heart gue yakin mereka gak akan macam-macam.
Naiklah gue mobil itu. Satu jam pertama gue diturunin di terminal antah berantah, gue diminta untuk pindah mobil. Dengan gaya sok tenang padahal hati udah ketar ketir takut ditipu, gue turun dan nunggu mobil berikutnya. Gak berapa lama mobil sedan lain datang dan gue diminta naik. Gak lama perjalanan, mobil berhenti dan ngangkut beberapa orang yang isinya dua bapak-bapak, satu ibu dan satu anak. Disebelah supir udah ada orang, jadi gue ber-4 sempit-sempitan di belakang. Yassalam, demi nyampe Siam Reap ini!!
Dua jam perjalanan diisi sama lagu berbahasa Kamboja yang gue gak ngerti sama sekali, daripada pusing gue cuma ngeliat pemandangan keluar jalan sampai ketiduran. Saat itu Allah lagi baik banget sama gue, si mobil sedan ini nurunin gue di Pom Bensin yang notabenenya deket banget sama penginapan gue di Bou Savy. Aha, lucky me! Dengan bilang terima kasih dan berkali-kali ngucap syukur dalam hati gue turun dari mobil dan jalan dengan tenang ke Bou Savy.
Welcome back to Siem Reap!
tweet : From Tom Raider to Hangover. From Lara Croft city to Bradley Cooper City.
Perjalanan dari Siem Reap ke Poipet (daerah perbatasan Kamboja dan Thailand sisi Kamboja) ditempuh sekitar 2 jam-an. Berhenti di Poipet Tourist Passenger International Terminal untuk makan siang dan pengecekan. Siang itu makanan yang gue makan adalah sarapan yang belum habis. Si anak dan ayah yang ternyata berasal dari malaysia ini melakukan hal yang sama. Hihihi... we're truly a low budget traveler... di Terminal ini gue nuker Dollar ke Bath sebanyak 25 USD (setara dengan 750 Bath) gak lebih gak kurang. Gimana pun gue harus sanggup bertahan dengan 750 Bath ini, pikir gue.
Disini gue ngobrol-ngrobrol dengan si anak dan ayahnya. Menurut si ayah yang juga ternyata seorang pejalan, ketika dia melakukan jalur darat Siem Reap - Bangkok dua tahun lalu terminal ini belum ada. Kiri kanan jalan masih persawahan tanpa banyak bangunan dan dulu gak mampir untuk makan siang. Dari pembicaaran, mereka bilang akan ke Bangkok naik kereta. Si ayah cerita kalau naik kereta itu lebih menyenangkan. Gak bosen karena bisa jalan-jalan antar gerbong dan memperhatikan banyak hal. Tingkah laku orang-orang yang ada dikereta itu menarik, cerita si ayah. Cerita mereka bikin gue tertarik untuk ikutan naik kereta dan membatalkan bus dari Aranyaprathet (daerah perbatasan Kamboja dan Thailand sisi Thailand) ke Bangkok. Ketika gue ditanya di Bangkok mau kemana, gue cuma bisa jawab satu tempat "Asiatique Riverfront" semacam night market persis disebelah Chao Pharaya river yang baru diresmikan sekitar tahun 2011.
Selama di terminal dan sepenglihatan mata gue, kelompok road trip ini gak cuma diisi pelancong Asia tentunya. Banyak wajah-wajah bule yang menurut gue berasal dari daratan Eropa dan Amerika. Ada anak muda ber-group besar sekitar 5-7 orang. Ada juga yang ber-group kecil sekitar 2-3 orang. Ada sepasang bule muda yang sudah pasti sepasang kekasih. Ada juga sepasang bule agak tua yang sepertinya suami istri. Sepasang anak dan ayah. Dan beberapa solo traveler yang salah satunya gue... Hahaha
Setelah satu jam di terminal kita diminta naik ke bus untuk melanjutkan perjalanan. Petugas tour bilang ketika kita turun dari bus kita harus jalan ke imigrasi yang ada di perbatasan dan disana nanti ada mobil lain lagi yang akan jemput kita untuk melanjutkan perjalanan ke Bangkok. Nah, demi untuk mengenali penumpangnya, kita dikasih stiker yang berisi angka. Seinget gue nomor terakhir itu 39 (dan ini nomor gue) yang berarti jumlah penumpang yang akan diangkut dari Aranyaprathet ada 39 orang. Stiker ini harus dipasang di dada untuk dikenali oleh temannya si tour ketika sudah masuk imigrasi Thailand.
Turun dari bus kita jalan ke Imigrasi Kamboja. Imigrasinya itu sungguh kecil sekali, dindingya dari triplek dan gak ber-AC. Counter imigrasinya pun semacam loket terminal bus. Gue gak berani foto karena takut diomelin petugas imigrasi....hihihi. Disini kita masih harus isi kartu imigrasi loh..
Setelah urusan per-imigrasi-an Kamboja selesai, gue bilang ke salah satu temen satu bus untuk ngasih tahu ke tour guide di Thailand kalau ada yang nyari gue bilang aja gue naik kereta. Alasan gue pake lapor karena gue takutnya si tour guide mencari-cari nomor 39 (which is gue) yang harus diangkut ke Bangkok. Belakangan gue baru tahu kalau hal ini gak perlu dilakukan.
Menuju imgirasi Thailand gue mengikuti si ayah dan anak karena kan rencanannya gue akan bareng mereka naik kereta. Kita melewati yang namanya "Friendship Bridge" sebuah jembatan donasi dari Inggris dan dibangun oleh Thailand yang merupakan hadiah untuk orang-orang Kamboja. Di Siam Reap sendiri gue melihat beberapa bangunan "as a gift" untuk Kamboja dari Negara lain, segitu miskinnya kah negara ini??. Masing-masing perbatasan negara terdapat gapura yang tulisannya "Kingdom of Kamboja" dan "Kingdom of Thailand". Seperti halnya candi / kuil di Thailand yang warna warni, gapura Thailand pun lebih berwarna daripada gapura Kamboja.
Sampai di imigrasi Thailand yang sebenarnya masih diluar gedung kita harus antri cukup lama sekitar 2 jam. Selama antri gue akhirnya ngobrol dengan traveler lain. Disela-sela obrolan ada segerombolan bapak-bapak dan ibu-ibu Asia (entah orang Kamboja entah orang Thailand) yang mau nyelak antrian kita. Spontan bule-bule traveler itu ngamuk dan bilang ke si Bapak kalau mau masuk barisan antri dari belakang, kita ini satu kelompok juga antri!! Si Bapak Asia yang gak ngerti Bahasa Inggris cuek aja dan tetap nyelak!!! Idiyh nyebelin abis. Akhirnya gue dan anak ayah Malaysia ini membantu bule itu supaya gak diselak, gue majuin tas di bule deket kaki gue biar Bapak Asia dan teman-temannya gak bisa masuk. Lamanya ngantri bikin kita semua asyik ngobrol dan gue berkesimpulan kalau "Friendship Bridge" yang sebenarnya itu ada disini, diantrian imigrasi yang sungguh lama ini.
Petugas imigrasi yang ngurus antrian diluar ini bajunya santai banget dan gak pake seragam. Entahlah mungkin karena cuma ngurusin antrian, diluar gedung pulak. Ah ya, Imigrasi Thailand ini dilengkapi keran air minum. Jadi kalau kita haus selama nunggu, bisa tuh keluar barisan sebentar untuk ambil minum atau minta tolong petugas. Ketika kita lagi antri ada juga beberapa orang yang sepertinya orang Thailand bisa langsung masuk ke gedung imigrasi tanpa harus antri.. Huhuhu. Mungkin karena mereka mau masuk ke negaranya sendiri kali yaaa...
Karena lama antri bikin si ayah dan anak (dan juga gue yang rencana ikut) telat ngejar kereta. Kereta terakhir berangkat jam 2, sedangkan jam segitu kita masih antri imigrasi. Akhirnya si ayah nyaranin gue untuk tetap naik bus sesuai trip karena mereka juga akan naik bus ke Bangkok (ayah anak ini cuma beli tiket sampai perbatasan karena rencana naik kereta jadi gak dapat stiker untuk nerusin perjalanan bareng).
Gedung imigrasi Thailand lebih bagus dari Kamboja, bangunan permanen dan ber-AC. Setelah didalam gedung, antrian gak seberapa lama ditambah ada wanita petugas imigrasi yang keliling untuk membantu pengisian kartu imigrasi. Dan sampai selesai imigrasi pun gue masih gak dapat jawaban kenapa diluar bisa antri sampai 2 jam-an.
Selesai imigrasi gue harus berpisah dengan ayah anak Malaysia dan nunggu bareng traveler ber-stiker lainnya untuk diangkut ke mobil berikutnya. Gak berapa lama datang orang berteriak "sticker sticker" dan kita yang pake stiker harus ngikutin dia ke mobil. Ternyata mobil yang nunggu itu elf, jadi diangkutnya sebagian-sebagian. Cuma 10 menit jalan nih mobil berhenti lagi disebuah rumah makan. Kita disuruh turun, mereka sih bilangnya tunggu yang lain dulu. Disini gue masih mengira kita akan naik bus jadinya nunggu lengkap dulu. Berhenti disini ada untungnya juga, jadi bisa numpang ke toilet, bisa makan, beli minum dan cemilan. Kepalang lapar gue pesen nasi disini...Bismillah aja yaa...
Satu jam lewat, tiba-tiba beberapa dari kita dipanggil dan disuruh masuk elf. Ealah ternyata naik elf juga toh! Gue jadi berkesimpulan berhenti ini disini bisaannya tour aja untuk sama-sama menguntungkan rumah makan (satu genk sama tour kayaknya). Satu jam berhenti gak mungkin gak beli makananya kan ya, at least minum atau snack. Pinter!!! Tapi gue tetep nikmatin perjalanan tanpa merasa ini penipuan.
Lagi nunggu giliran dipanggil masuk elf, tetiba ada sepasang bule keluar elf dan marah-marah bilang "This is a scam! This is a scam! You scam me!". Gue yang masih bingung mencoba mencerna dimana letak "scam" nya. Bule cowok yang berbadan besar ini initinya merasa ditipu karena mobil yang akan nganter ke Bangkok itu sempit gak cukup ama ukuran badan dia. Dia berpikir harusnya naik bus. Trus dia juga merasa tertipu karena harus nunggu lama ditempat ini dan ujung-ujungnya naik elf. "I want my money back!", dan tiba-tida dia tereak lagi sambil ngedeketin si Ibu rumah makan. Dengan bahasa inggris ala kadarnya Ibu rumah makan bilang kalau duit si Bule itu gak ada disini, kan bayarnya waktu di Kamboja. Ya berarti duitnya di Kamboja. si Bule gak terima dan tereak lagi "This is a scam! This is a scam! You scam me!", dengan mata mendelik marah ke Ibu rumah makan dan semacam mau nerkam nih Ibu. Merasa kesal si Ibu diperlakukan seperti itu, salah satu Bapak rumah makan (yang mungkin suami si Ibu), tiba-tiba ikutan ngamuk ambil barang yang di meja dan mau dilempar ke si Bule yang untungnya ditahan sama petugas yang lain. Suasana jadi makin panas. Si bule dan petugas rumah makan sama-sama gak terima atas perlakukan masing-masing.
Gue dan penumpang lainnya cuma bisa diam gak berani ikut campur. Tapi ada salah satu solo traveler dari Korea yang diam-diam berhasil merekam adegan ribut-ribut itu pake HP tanpa ketahuan. Masih dalam suasana ribut-ribut, gue dan beberapa traveler lain dipanggil naik elf. Akhirnya kita naik sesuai instruksi. Tapi sebelum naik ada duo traveler cuek (dandannya super cuek macam anak street dance) yang ikutan merekam pake handycam. Ketahuan dan kena marahlah dia!! Disuruh matiin, dia tetep merekam, pas disamperin dia kabur masuk elf (satu mobil sama gue). Pas masuk dia malah ketawa ngakak. Spontan kita yang didalam mobil ikutan ketawa. Ketawain dia yang ketahuan ngerekam + ketawain kejadian ribut-ribut itu. Didalam mobil duo traveler ini sempet-sempet nya bilang "This is a scam, you scam me" sambil ketawa dan kita semua pun ikutan ketawa.
Sekarang gue ceritain keadaan elf. Mobil elf kapasitas sekitar 15 orang + supir (kalau gak salah yaaa..). Dua kursi dibelakang supir diisini dengan tas para traveler yang gede-gede itu (tau carrier bule kan yaaaa yang tinggi menjulang ituu..). Gue yang bawa ransel gak terlalu besar memilih mangku tas gue sendiri dengan alasan biar gampang kalau mau ambil barang yang dibutuhkan mengingat perjalanan masih sekitar 3 jam lagi.
Elf ini disini oleh duo traveler (nampaknya orang asia) yang duduk disebelah supir. Sepasang kekasih yang duduk dibelakang kursi tas. Gue dan solo traveler dari Korea duduk dibelakang sepasang kekasih ini. Dan satu group anak muda berisi 6 orang dan berasal dari Filipina. Empat dari mereka duduk di belakang gue, satu sebelah gue (ternyata orang yang gue titipin pesen tentang naik kereta ke Bangkok) dan satu lagi disebelah sepasang kekasih. Perjalanan 3 jam ini disini dengan obrolan-obrolan ringan seputar tempat wisata.
Honestly, gue sangat suka perjalanan seperti ini. Gue merasa pilihan ini gak salah. Bertemu banyak orang dari berbagai negara dengan satu tujuan. Bersama antri imigrasi, saling bantu ketika diselak, ketawa bareng menertawakan kejadian ribut-ribut padahal kita gak saling kenal. Salah satu hal terpenting dari perjalanan ini adalah gue bercerita betapa indahnya negara gue, Indonesia. "You should come and see Indonesia", I said at the end of conversation.
tweet : "Really love doing this! get to know more people from all around the world!. French, Malaysia, Korea, Spain, Ireland, Peru, Philippines, German. You name it lah!
Ketika di Jakarta gue sempet googling mengenai perjalanan darat Siem Reap - Bangkok yang katanya banyak penipuan dan bahaya didaerah perbatasannya. Tapi entah kenapa gue merasa tertantang untuk mencoba hal ini. Kenyataan yang gue hadapin gak seseram yang diceritakan internet. Menurut gue, semua itu balik ke ekspektasi masing-masing orang. Mungkin si bule yang merasa tertipu punya ekspektasi yang tinggi akan trip ini. Secara badan dia gede ya boo dan mobil di Asia segitu-segitu aja ukurannya, yaa gak cocoklah sama badan dia.. hihiihi..Gue yang gak punya pilihan selain ikutin aturan tour guide lebih mencoba menikmati apapun yang gue hadapin. This is my choice and every choice has its consequences. I should be dare to take it.
Salah satu pembelajaran dari perjalanan ini "being considerate is important".
Setelah tiga jam perjalanan, akhirnya kita berhenti di daerah Khaosan Rd. Waktu sudah menunjukkan jam 8.30 malam dan disini kita udah harus berpisah dan melanjutkan perjalanan sesuai tujuan masing-masing...Hihihi... See you guys, thanks for this trip! kata gue dalam hati.
Yang lain siap-siap ke tempat tujuan sedangkan gue??!! gue masih have no idea ini ada dimana.. hahaha.. Akhirnya gue masuk Starbucks dan tanya gimana caranya ke Hard Rock Cafe di Siam Square, tujuan pertama. Dengan santainya si barista nyuruh gue naik tuk tuk saja!!!.. oke baiklah demi gak buang-buang waktu gue ikutin saran naik tuk-tuk.
Gue sungguh senang sekali berada di Bangkok, berasa masuk peradapan dan jalanan ramai layaknya ibu kota. Diperjalanan ngeliat kuil yang berwarna-warni, sangat Bangkok sekali dan teringat 4 tahun lalu kesini. Gue diturunin di sebuah mall di Siam street yang ternyata Siam Discovery. Gue masuk kedalam dan liat tulisan "Madame Tussaud Bangkok" oohh... If it had been built before 2008, I would have came here at that time.
Setelah tanya-tanya, ternyata gue harus keluar mall dan ikutin petunjuk yang dikasih untuk bisa ke Hard Rock Cafe. Sampailah gue disini dan membeli satu buah t-shirt. Sebelum keluar gue tanya gimana caranya ke Asiatique Riverfront. Gue disuruh naik BTS Siam (semacam sky train) dan turun di BTS Saphan Taksin, dari sini gue tinggal turun dan naik free shuttle boat ke Asiatique. Lucky me, gak susah ternyata ke tempat tujuan. Ketika menunggu sky strain gue teringat film "Bangkok traffic love story".. mhmm, ketemu cowok cakep gak yaa?? hehe :)
Huwaaa....akhirnya......Asiatique riverfront! makk akhirnya aye nyampe sini maakk.. hahaha..
Jadi Asiatique riverfront ini semacam tempat hangout yang berisi restoran dipinggir Chao Phraya river dan ada toko-toko yang menjual akseroris, makanan dan baju. Ada juga foodcourt dan beberapa fast food.
Hal pertama yang gue lakukan, nyari kamar mandi!! Aslilah lengket banget badan... gak pake mandi sih paling gak gue ganti baju lengkap, bedakan dikit dan siap jalan-jalan!!
Hal kedua yang gue lakukan, nyari makan dengan pilihan tercepat fast food. Gue pilih burger dan kentang. Emang dasarnya gue ceroboh, kentang yang masih penuh itu jatuh dan kebuang setengah,*nangis!!*
Hal ketiga yang lakukan, nyari restoran deket river pesen minum dan nulis. Lucky me, direstoran itu lagi ada band akustik yang performance nya bagus!! Alhamdulillah.
Sekitar jam 11 malam gue balik naik shuttle boat terakhir menuju BTS Saphan Taksin. Dari sini have no idea mau kemana dulu, mau ke 24 hours market tapi takut kejauhan. Akhirnya gue tanya dan dikasih tau kalau mau ke bus terminal turun di BTS Mo Chit. Di BTS Mo Chit gue keluar dan duduk bengong di halte. It was midnight and I have no idea where to go..Hahaha. Bengang bengong sekitar 30 menit gue memutuskan naik taksi ke bus terminal. Alhamdulillah gak jauh dan gak mahal, budget menipis chuy! hihihi.
Bus Terminal |
20.30 - 03.30 = 7 hours in Bangkok was quite fun. Huwaa.. I'll be back here someday for Wat Arun!.
FYI, selama di Bangkok gue gak berhasil nyalahin wifi di HP jadi selama 1.5 hari perjalanan gue gak bisa online. Gue yakin teman-teman gue mulai khawatir *geer* hahaha.. ya gimana indikator mereka tau gue baik-baik saja selama mereka masih bisa liat tweet gue. wkwkkwk!
Sampai di Aranyaprathet, Alhamdulillah gue lancar melewati dua imigrasi negara berbeda. Kelar urusan imigrasi langsung ke terminal bus, pilihannya naik bus bayar 12 USD atau naik taksi bayar 60 USD / taksi. Naik bus berangkat nunggu penumpang penuh, naik taksi kalo mau sendiri bayar segitu atau nunggu 4 orang lagi biar bayarnya 12 USD / orang. Mhmm gak ada yang enak pilihannya. Akhirnya gue jalan keluar terminal untuk coba cari alternative lain. Ditengah jalan ada mobil sedan yang nawarin gue ke Siem Reap bayar 8 USD. Gue ngangguk, entah keberanian dari mana yang membuat gue menerima tawaran itu!!! Gue gak kenal sama orang-orang ini cuma deep in my heart gue yakin mereka gak akan macam-macam.
Naiklah gue mobil itu. Satu jam pertama gue diturunin di terminal antah berantah, gue diminta untuk pindah mobil. Dengan gaya sok tenang padahal hati udah ketar ketir takut ditipu, gue turun dan nunggu mobil berikutnya. Gak berapa lama mobil sedan lain datang dan gue diminta naik. Gak lama perjalanan, mobil berhenti dan ngangkut beberapa orang yang isinya dua bapak-bapak, satu ibu dan satu anak. Disebelah supir udah ada orang, jadi gue ber-4 sempit-sempitan di belakang. Yassalam, demi nyampe Siam Reap ini!!
Dua jam perjalanan diisi sama lagu berbahasa Kamboja yang gue gak ngerti sama sekali, daripada pusing gue cuma ngeliat pemandangan keluar jalan sampai ketiduran. Saat itu Allah lagi baik banget sama gue, si mobil sedan ini nurunin gue di Pom Bensin yang notabenenya deket banget sama penginapan gue di Bou Savy. Aha, lucky me! Dengan bilang terima kasih dan berkali-kali ngucap syukur dalam hati gue turun dari mobil dan jalan dengan tenang ke Bou Savy.
Welcome back to Siem Reap!
hai.. nanya dong, dari aranyaprathet jam 03:30 nyampe siem reap jam brp ya?
ReplyDeletemakasih :)
Nyampe perbatasan sekitar set.10an dari situ kalo langsung bisa jam 12an nyampe Siam Reap nya..
Delete*maaf ya telat bales :)
Thank you :)
ReplyDelete