#1 A lady from France
Gue ketemu cewek ini ketika lagi belanja di Old Market. Tanpa sengaja kita masuk toko yang sama. Dia nyapa gue yang gue balas dengan senyuman. Cewek ini berasal dari Perancis yang sedang kuliah di Italia. Libur semester dia menjadi guru sosial disalah satu desa di Kamboja. Ketika mendapat off 3 hari, dia memilih Siem Reap yang paling dekat dari desa dia tinggal.
#2 Two ladies from Indonesia
Bernama Evie dan Sandra. Mereka ini traveler Indocina. Berniat ramean tapi berujung cuma pergi berdua namun gak menurunkan semangat mereka untuk taveling. Memulai perjalanan dari Hanoi - Ho Chi Minh City - Phnom Penh - Siem Reap - dan Bangkok adalah tujuan akhir mereka baru kembali ke Indonesia dengan transit di Kuala Lumpur (Airasia victims...hehehe). Perjalanan mereka standar perjalanan Indocina yang dimulai dengan pesawat ke Hanoi sisanya jalur darat sampai Bangkok kemudian balik lagi naik pesawat sampai Indonesia. Gue ketemu mereka ketika sedang makan malam di hari pertama. Mereka salah satu yang menginspirasikan gue untuk ke mengambil tantangan jalan darat ke Bangkok.
Si anak bernama Sabrina (yang sekarang menjadi teman gue di facebook), gue gak inget atau bahkan gak nanya ama si Ayah sih.. hehehe. Berasal dari Malaysia dan traveler Indocina juga cuma perjalanan mereka di mulai dari Ho Chi Minh City. Dari cerita si Ayah, dia adalah seorang traveler dimasa mudanya dan sepertinya berniat menurunkan hobi ke si Anak jadi sekarang kalau traveling mereka akan pergi berdua. Belum lama mereka ke India dengan naik kereta dari Kuala Lumpur. Too bad gue gak jadi naik kereta bareng mereka, kalau jadi pasti akan ngasih pengalaman berbeda ke gue. Hanya belum waktunya :)
#4 A lady from Peru
Lagi-lagi gue gak inget namanya, sepertinya sih gak nanya bukan gak inget.. hehehe Berasal dari Peru dan dia lah yang tadinya mau diselak sama Bapak dan Ibu Asia itu. Seorang pekerja sosial yang membantu membuat sekolah kecil-kecilan dan menjadi guru sosial di salah satu desa di Kamboja. Sebelumnya pernah juga menjadi pekerja sosial di Laos. Alasan dia ke perbatasan Kamboja cuma untuk memperpanjang visa dia yang udah mau habis, hari itu hari terakhir visa turis dia habis seingat gue. Jadi dia akan keluar Kamboja, urus visa, masuk lagi ke Kamboja dan lanjut ke desa tempat dia tinggal sekarang.
Selama di Kamboja dia udah ke tempat bernama Koh Rong Island, nyebrang 2 jam dari Sihanoukville. Perjalanan Siem Reap Sihanoukville sendiri makan waktu hampir 10 jam. "That was beautiful. My friend teach me how to dive and you know what the underwater was so beautiful", kata dia. Mhhm Koh Rong memang menjadi salah satu tujuan gue sebelum Bangkok, tapi karena waktu yang terbatas gue mengurungkan niat ini. "You should come to Koh Rong someday" dan kalimat dia gue jawab dengan "Yes, maybe someday. But my country, Indonesia also has many beautiful islands and magnificent underwater indeed. You should come to Indonesia someday and you will not regret the underwater view" :)
#5 A young boy from South Korea
Ketemu dirumah makan Aranyaprathet sebelum ke Bangkok. Dia juga solo traveler. Gue sempat tanya namanya, cuma karena penyebutannya susah bahasa Korea jadi gue gak inget namanya... hihihi sorry my bad! Bocah ini masih kuliah dan ketika liburan semester dia ikut program pekerja sosial untuk menjadi pengajar di Laos. Untuk perjalanan pekerjaan sosial ini tiket dibiayai oleh lembaga sosial korea. Tiket berangkat ke Laos langsung tapi dia minta tiket pulang dari Bangkok dan minta ijin extend setelah tugas untuk melakukan perjalanan ini. Jadi dia mulai dari Laos trus ke Bangkok (gue lupa jalur darat atau udara) kemudian ke Siem Reap, ke Bangkok lagi dan balik ke Korea. Sepenglihatan gue anak ini cukup peka dengan keadaan sekitar. Dia cepat menangkap moment unik untuk difoto atau direkam video walaupun cuma dengan HP, salah satunya video kejadian ribut-ribut di rumah makan. Sayang gue gak sempet bertukar email dengan dia. My very bad. Padahal kan lumayan yaaa... kali aja kalau ke Seoul bisa ditemenin.. hehehe.
#6 A guy from Philippine
Pertama kali menyapa ketika gue minta tolong untuk disampaikan ke tour guide kalau gue akan naik kereta ke Bangkok. Saat itu gue gak pake tanya nama dan asal. Kejadian antri imigrasi lama bikin gue batal naik kereta dan bikin gue satu elf menuju Bangkok sama dia yang kebetulan duduk disebelah gue. *Kebetulan itu memang suka lucu yaaa*.
Pembicaraan dimulai oleh gue yang akhirnya bilang "gue ini yang tadi minta tolong sama elo loh" dengan bahasa inggris tentunya. Mengenali gue akhirnya kita bercerita tentang negara asal gue Indonesia. Cowok ini pecinta naik gunung ternyata. Dia pernah ke Gunung Papandanyan, berencana untuk ke Gunung Rinjadi dan Semeru dalam waktu dekat, ah ya his name is Vibi by the way. Kita juga bertukar cerita mengenai tempat yang akan dikunjungi di Bangkok. Ketika akan pisah dia gue kasih email facebook gue di secarik kertas kecil (sepertinya hilang ama dia itu kertas) dan bodohnnya gue lupa tanya email facebook dia padahal gue bilang akan kenalin ke temen yang suka naik gunung dan bisa tanya-tanya kalau mau ke Semeru dan Rinjani. mmhm it's not our time know each other, I guess. Maybe someday we will meet again.
Conclusion
Perjalanan ini sesungguhnya bikin gue iri. Iri sama mereka yang berani keliling dunia untuk menjadi pekerja sosial. Tiga dari enam bilang melakukan perjalanan karena pekerjaan sosial. Oh I wish I have bravery to do that. Tapi gue juga berterima kasih karena beberapa hal yang bisa gue pelajari, at least perjalanan ini menjadi pengalaman yang gue simpen di memori otak gue. Terkadang gue terkesan kurang sopan untuk gak nanya nama mereka dan cuma tahu darimana mereka berasal. As for me, a short conversation doesn't need a name unless you want to keep contact with them. Pertanyaan pertama yang akan keluar bukan "hi, what's your name?", tapi "hi, where are you from?"
Diakhir setiap pertemuan gue selalu bilang " 'till me meet again" dalam hati tentunya.
No comments:
Post a Comment